Kekerasan telah mengguncang Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa bulan terakhir karena pasukan Israel meningkatkan serangan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan keprihatinan tentang kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina dalam pertemuan dengan timpalannya dari Palestina Mahmoud Abbas.
“Sebagai Turki, kami terus mendukung perjuangan Palestina dengan cara sekuat mungkin. Kami sangat prihatin dengan kekerasan pemukim ilegal,” kata Erdogan usai pertemuan di ibu kota Turki, Ankara, Selasa.
Kekerasan telah mengguncang Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa bulan terakhir karena pasukan Israel meningkatkan serangan. Bentrokan berikutnya menyebabkan pemukim Israel mengintensifkan serangan di desa-desa Palestina.
Erdogan juga membahas masalah Masjid Al-Aqsa, di mana beberapa pemukim Yahudi Israel garis keras mempromosikan penghancurannya dan pembangunan kuil Yahudi ketiga sebagai gantinya.
“Kami tidak dapat mentolerir tindakan apa pun yang mencoba mengubah status quo sejarah tempat-tempat suci, terutama Masjid al-Aqsa. Persatuan dan rekonsiliasi warga Palestina adalah elemen kunci dalam proses ini,” kata pemimpin Turki itu.
Satu-satunya cara menuju perdamaian yang adil dan abadi di kawasan ini adalah dengan mendukung solusi dua negara antara Israel dan Palestina, tambah Erdogan.
Erdogan kemudian mengadakan pertemuan tertutup dengan Abbas dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Hamas mengalahkan Fatah pimpinan Abbas dan menguasai Jalur Gaza yang diblokade pada 2007, dan kedua pihak sejak itu gagal memperbaiki keretakan, dengan Fatah mendominasi Tepi Barat yang diduduki.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga akan mengunjungi Turki akhir pekan ini, tetapi perjalanan itu ditunda setelah dia menjalani operasi yang tidak dijadwalkan pada hari Minggu.
Frustrasi di PA di tengah penggerebekan Tepi Barat
Kunjungan Abbas terjadi ketika warga Palestina semakin frustrasi dengan badan yang mengontrol beberapa bagian Tepi Barat.
PA dikritik oleh warga Palestina setelah serangan terbesar Israel di kamp pengungsi Jenin dalam hampir 20 tahun awal bulan ini.
Pejabat seniornya diusir dari prosesi pemakaman oleh banyak orang yang marah atas tanggapan PA atas serangan itu.
Selama serangan Jenin, hampir 3.000 orang meninggalkan rumah mereka sementara puluhan rumah dibom. Serangan itu menyebabkan kerusakan luas pada jalan dan infrastruktur lainnya.
Selama dua tahun terakhir, pasukan Israel telah melakukan beberapa serangan mematikan di kamp tersebut serta daerah lain di wilayah pendudukan karena serangan pemukim telah meningkat.