Sedikitnya 12 tewas dan lebih dari 100 lainnya luka-luka dalam ledakan di gudang kembang api di Sungai Kolok.
Sedikitnya 12 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya luka-luka setelah ledakan mengoyak gudang kembang api di Thailand selatan, kata para pejabat.
Ledakan pada hari Sabtu di kota Sungai Kolok di provinsi selatan Narathiwat diyakini disebabkan oleh pengelasan selama pekerjaan konstruksi di gedung tersebut, kata gubernur provinsi tersebut.
“Ada 10 kematian ditambah jenazah dua orang tak dikenal, yang telah dikirim untuk tes DNA,” kata Sanan Pongaksorn, seraya menambahkan bahwa 121 orang terluka, dua di antaranya serius.
Sanan berkata, “Seharusnya tidak ada lagi kematian.”
Departemen hubungan masyarakat provinsi Narathiwat mengatakan lebih dari 200 rumah tangga terkena dampaknya. Dikatakan para pejabat percaya sejumlah orang masih terjebak di bawah puing-puing. Ledakan itu menyebabkan kerusakan dalam radius sekitar 500 meter (1.640 kaki), katanya.
Video yang diposting di media sosial dari situs tersebut menunjukkan kepulan asap yang besar di atas area tersebut dan banyak bangunan yang rusak, mobil dan sepeda motor, serta jalan-jalan yang tertutup puing-puing. Banyak rumah dan bangunan lain yang atap dan dindingnya tampak runtuh.
Penyiar publik Thai PBS mengatakan sebanyak 500 rumah rusak akibat ledakan di kota perbatasan di perbatasan dengan Malaysia itu.
Saksi Seksan Taesen, yang tinggal 100 meter (328 kaki) dari gudang, mengatakan terjadi “kekacauan” setelah ledakan.
“Saya sedang bermain ponsel di dalam rumah, lalu tiba-tiba saya mendengar suara keras dan menggelegar dan seluruh rumah saya berguncang,” kata Seksan kepada kantor berita AFP.
“Kemudian saya melihat atap saya terbuka lebar. Saya melihat ke luar dan saya melihat rumah-rumah runtuh dan orang-orang tergeletak di tanah di mana-mana. Itu adalah kekacauan.”
Komandan Polisi Narathiwat Mayor Jenderal Chalermporn Khamkhiew mengatakan petasan api dikirim sesaat sebelum ledakan.
“Kami sedang menyelidiki apakah petasan itu diangkut secara legal atau ilegal,” katanya.
“Sampai saat ini, kami tidak melihat izin untuk memiliki atau menjual kelapa,” katanya.
“Kami menganggap pabrik itu tidak memiliki izin.”
Menurutnya, ledakan tersebut meledakkan sekitar 1.000 kg (2.200 pon) mesiu, menyebabkan dua lubang sedalam sekitar 2 meter dan lebar 6 meter (20 kaki).
“Kami telah mengeluarkan surat panggilan kepada pemilik pabrik atas kelalaian yang menyebabkan kecelakaan itu,” kata Kapolsek Muno Kolonel Suthawet Thareethai.
“Kami menunggu dia datang,” katanya.